Perjalanan
Hidup Sang Maestro Iwan Fals. Sang Maestro yang bernama lengkap
Virgiawan Lintanto ini lahir pada 3 September 1961. Virgiawan Listianto
atau yang sekarang lebih dikenal dengan Iwan Fals ialah seorang figure
sekaligus sosok seorang laki-laki yang penuh dengan idialisme dalam
setiap karyanya. Berangkat dari seorang musisi jalanan, yang mana pada
usia 13 tahun ia telah memberanikan diri untuk pindah ke suatu tempat
yang pada saat itu merupakan gudangnya para musisi, yaitu ibu kota
Parahiyangan, Bandung.
Sebuah perjalanan cukup berat telah
dilakukan oleh Iwan Fals untuk membuka lembaran jenis music yang agak
berbeda dengan musisi lain yang telah lebih dulu berkecimpung di dunia
music. Pada saat itu masyarakat dan kaum muda khususnya masih senang
dengan music-musik yang dibawakan oleh Koes Ploes, Panbers, The Rollies,
The Mercys, dan lain-lain. Music luar pun ikut meramaikan pasar music
Indonesia pada saat itu, seperti The Beatles, Rolling Stone, Black
Sabbath, Deep PurpleNamun nuansa baru Musik Indonesia pun terlahir lewat
karya lagu-lagunya, sebagai 'Potret' suasana sosial kehidupan Indonesia
(terutama Jakarta) di akhir tahun 1970-an hingga sekarang. Kritik atas
perilaku sekelompok orang (seperti Wakil Rakyat, Tante Lisa), empati
bagi kelompok marginal (misalnya Siang Seberang Istana, Lonteku), atau
bencana besar yang melanda Indonesia (atau kadang-kadang di luar
Indonesia, seperti Ethiopia) mendominasi tema lagu-lagu yang
dibawakannya. Iwan Fals tidak hanya menyanyikan lagu ciptaannya tetapi
juga sejumlah pencipta lain.
Iwan Fals pemegang Sabuk Hitam (Dan
IV Karate) berdarah Arab dan Pernah menjadi wartawan Tabloid Olahraga
Boleh percaya boleh tidak, yang jelas Iwan punya darah Arab. Lihat saja
parasnya, dengan hidung mbangir dan rambut yang agak ikal. Ya, ibu Iwan
adalah seorang perempuan keturunan Arab dari marga Abdat. Sang Bunda
kini tinggal di kawasan Tebet. Sedangkan warga keturunan Arab dari marga
Abdat banyak dijumpai di Tanah Abang. Hotel Nusantara di bilangan tanah
abang merupakan salah satu hotel milik keluarga Abdat, yang masih punya
hubungan darah dengan ibunda Iwan.
Di masa muda, Iwan pernah
menjadi juara dua nasional kejuaraan karate tingkat nasional. Ia bahkan
pernah menjadi pelatih karate di Sekolah Tinggi Publisistik. Kini, Iwan
adalah penyandang Dan-IV Karate aliran Wado-ryu (meski ada yang
menyatakan aliran Amura, yang merupakan anak aliran Wado-ryu). Di
rumahnya, Leuwinanggung, Iwan cukup sering menggelar latihan karate
bersama.
Meski pernah menjadi pengamen, Iwan bukan berasal dari
keluarga pas-pasan. Ayahnya adalah seorang perwira menengah TNI (jika
tidak salah terakhir berpangkat Kolonel). Sebagai anak perwira, Iwan
jelas pernah dikuliahkan. Ia sempat kuliah di Sekolah Tinggi Publisistik
Jakarta (sekarang IISIP), sebelum pindah kuliah ke Institut Kesenian
Jakarta. Nah, sebagai mahasiswa publisistik, Iwan pernah bekerja sebagai
wartawan di sebuah tabloid olahraga. Bahkan, pernah menjadi kolomnis
olahraga.
Keluarga, Perjalanan Musik dan Yayasan Orang Indonesia
Sosok Kesederhanaan Iwan Fals menjadi panutan para penggemarnya yang
tersebar diseluruh nusantara. Para penggemar fanatik Iwan Fals bahkan
mendirikan sebuah yayasan pada tanggal 16 Agustus 1999 yang disebut
Yayasan Orang Indonesia atau biasa dikenal dengan seruan Oi. Yayasan ini
mewadahi aktivitas para penggemar Iwan Fals. Hingga Masa kecil Iwan
Fals dihabiskan di Bandung, kemudian ikut saudaranya di Jeddah, Arab
Saudi selama 8 bulan. Bakat musiknya makin terasah ketika ia berusia 13
tahun, di mana Iwan banyak menghabiskan waktunya dengan mengamen di
Bandung.
Bermain gitar dilakukannya sejak masih muda bahkan ia
mengamen untuk melatih kemampuannya bergitar dan mencipta lagu. Ketika
di SMP, Iwan menjadi gitaris dalama paduan suara sekolah. Selanjutnya,
datang ajakan untuk mengadu nasib di Jakarta dari seorang produser. Ia
lalu menjual sepeda motornya untuk biaya membuat master. Iwan rekaman
album pertama bersama rekan-rekannya, Toto Gunarto, Helmi, Bambang Bule
yang tergabung dalam Amburadul, namun album tersebut gagal di pasaran
dan Iwan kembali menjalani profesi sebagai pengamen.Album ini sekarang
menjadi buruan para kolektor serta fans fanatik Iwan Fals. Setelah dapat
juara di festival musik country, Iwan ikut festival lagu humor. Arwah
Setiawan (almarhum), lagu-lagu humor milik Iwan sempat direkam bersama
Pepeng, Krisna, Nana Krip dan diproduksi oleh ABC Records, tapi juga
gagal dan hanya dikonsumsi oleh kalangan tertentu saja. Sampai akhirnya,
perjalanan Iwan bekerja sama dengan Musica Studio. Sebelum ke Musica,
Iwan sudah rekaman sekitar 4-5 album. Di Musica, barulah lagu-lagu Iwan
digarap lebih serius.
Foto Almarhum Galang Rambu Anarki Album
Sarjana Muda, misalnya, musiknya ditangani oleh Willy Soemantri. Iwan
tetap menjalani profesinya sebagai pengamen. Ia mengamen dengan
mendatangi rumah ke rumah, kadang di Pasar Kaget atau Blok M. Album
Sarjana Muda ternyata banyak diminati dan Iwan mulai mendapatkan
berbagai tawaran untuk bernyanyi. Ia kemudian sempat masuk televisi
setelah tahun 1987. Saat acara Manasuka Siaran Niaga disiarkan di TVRI,
lagu Oemar Bakri sempat ditayangkan di TVRI. Ketika anak kedua Iwan,
Cikal lahir tahun 1985, kegiatan mengamen langsung dihentikan.
Selama
Orde Baru, banyak jadwal acara konser Iwan yang dilarang dan dibatalkan
oleh aparat pemerintah, karena lirik-lirik lagunya dianggap dapat
memancing kerusuhan. Pada awal karirnya, Iwan Fals banyak membuat lagu
yang bertema kritikan pada pemerintah. Beberapa lagu itu bahkan bisa
dikategorikan terlalu keras pada masanya, sehingga perusahaan rekaman
yang memayungi Iwan Fals enggan atau lebih tepatnya tidak berani
memasukkan lagu-lagu tersebut dalam album untuk dijual bebas. Belakangan
Iwan Fals juga mengakui kalau pada saat itu dia sendiri juga tidak
tertarik untuk memasukkan lagu-lagu ini ke dalam album.Rekaman lagu-lagu
yang tidak dipasarkan tersebut kemudian sempat diputar di sebuah
stasiun radio yang sekarang sudah tidak mengudara lagi. Iwan Fals juga
pernah menyanyikan lagu-lagu tersebut dalam beberapa konser musik, yang
mengakibatkan dia berulang kali harus berurusan dengan pihak keamanan
dengan alasan lirik lagu yang dinyanyikan dapat mengganggu stabilitas
negara.Beberapa konser musiknya pada tahun 80-an juga sempat disabotase
dengan cara memadamkan aliran listrik dan pernah juga dibubarkan secara
paksa hanya karena Iwan Fals membawakan lirik lagu yang menyindir
penguasa saat itu.
Pada bulan April tahun 1984 Iwan Fals harus
berurusan dengan aparat keamanan dan sempat ditahan dan diinterogasi
selama 2 minggu gara-gara menyanyikan lirik lagu Demokrasi Nasi dan Pola
Sederhana juga Mbak Tini pada sebuah konser di Pekanbaru. Sejak
kejadian itu, Iwan Fals dan keluarganya sering mendapatkan teror. Hanya
segelintir fans fanatik Iwan Fals yang masih menyimpan rekaman lagu-lagu
ini, dan sekarang menjadi koleksi yang sangat berharga.
Saat
bergabung dengan kelompok SWAMI dan merilis album bertajuk SWAMI pada
1989, nama Iwan semakin meroket dengan mencetak hits Bento dan Bongkar
yang sangat fenomenal. Perjalanan karir Iwan Fals terus menanjak ketika
dia bergabung dengan Kantata Takwa pada 1990 yang didukung penuh oleh
pengusaha Setiawan Djodi. Konser-konser Kantata Takwa saat itu sampai
sekarang dianggap sebagai konser musik yang terbesar dan termegah
sepanjang sejarah musik Indonesia.
Setelah kontrak dengan SWAMI
yang menghasilkan dua album (SWAMI dan SWAMI II) berakhir, dan disela
Kantata (yang menghasilkan Kantata Takwa dan Kantata Samsara), Iwan Fals
masih meluncurkan album-album solo maupun bersama kelompok seperti
album Dalbo yang dikerjakan bersama sebagian mantan personil SWAMI.
Sejak meluncurnya album Suara Hati pada 2002, Iwan Fals telah memiliki
kelompok musisi pengiring yang tetap dan selalu menyertai dalam setiap
pengerjaan album maupun konser.
Menariknya, dalam seluruh alat
musik yang digunakan baik oleh Iwan fals maupun bandnya pada setiap
penampilan di depan publik tidak pernah terlihat merek maupun logo.
Seluruh identitas tersebut selalu ditutupi atau dihilangkan. Pada
panggung yang menjadi dunianya, Iwan Fals tidak pernah mengizinkan ada
logo atau tulisan sponsor terpampang untuk menjaga idealismenya yang
tidak mau dianggap menjadi wakil dari produk tertentu.Iwan lahir dari
Lies (ibu) dan ayahnya Haryoso (almarhum). Iwan menikahi Rosanna (Mbak
Yos) dan mempunyai anak Galang Rambu Anarki (almarhum), Annisa Cikal
Rambu Basae, dan Rayya Rambu Robbani. Galang mengikuti jejak ayahnya
terjun di bidang musik. Walaupun demikian, musik yang ia bawakan berbeda
dengan yang telah menjadi trade mark ayahnya. Galang kemudian menjadi
gitaris kelompok Bunga dan sempat merilis satu album perdana menjelang
kematiannya.
Nama Galang juga dijadikan salah satu lagu Iwan,
berjudul Galang Rambu Anarki pada album Opini, yang bercerita tentang
kegelisahan orang tua menghadapi kenaikan harga-harga barang sebagai
imbas dari kenaikan harga BBM pada awal tahun 1981 yaitu pada hari
kelahiran Galang (1 Januari 1981). Nama Cikal sebagai putri kedua juga
diabadikan sebagai judul album dan judul lagu Iwan Fals yang terbit
tahun 1991. Sebelumnya Cikal juga pernah dibuatkan lagu dengan judul
Anissa pada tahun 1986. Rencananya lagu ini dimasukkan dalam album Aku
Sayang Kamu, namun dibatalkan.
Lirik lagu ini cukup kritis
sehingga perusahaan rekaman batal menyertakannya. Pada cover album Aku
Sayang Kamu terutama cetakan awal, pada bagian penata musik masih
tertulis kata Anissa. Galang Rambu Anarki meninggal pada bulan April
1997 secara mendadak yang membuat aktivitas bermusik Iwan Fals sempat
vakum selama beberapa tahun. Galang dimakamkan di pekarangan rumah Iwan
Fals di desa Leuwinanggung, Cimanggis, Depok Jawa Barat. Sepeninggal
Galang, Iwan sering menyibukkan diri dengan melukis dan berlatih bela
diri.Pada tahun 2002 Iwan mulai aktif lagi membuat album setelah sekian
lama menyendiri dengan munculnya album Suara Hati yang di dalamnya
terdapat lagu Hadapi Saja.
DEPOK
- Menjelang pelaksanaan Pilkada serentak pada 9 Desember 2015, saling
klaim dukungan terus dilontarkan oleh para calon Wali Kota Depok.
source: http://metro.sindonews.com/read/1021306/171/iwan-fals-digadang-gadang-di-pilkada-depok-1436297040
Home »
Biografi Iwan Fals
» Perjalanan Hidup Sang Maestro Iwan Fals
Perjalanan Hidup Sang Maestro Iwan Fals
14.22
Langganan:
Posting Komentar (RSS)
0 komentar on Perjalanan Hidup Sang Maestro Iwan Fals :
Post a Comment and Don't Spam!